-
IP

Labels

Hosting Indonesia

Kamis, 12 September 2013

Menentukan Ukuran Frame Sepeda Untuk Tubuh Anda


Pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan ukuran frame sepeda yang pas agar nyaman dalam bersepeda. Frame terlalu besar atau terlalu kecil sangat tidak nyaman untuk dikendarai sehari-hari kecuali untuk kepentingan khusus misal freestyle, trial atau olahraga ekstrim.
Apa saja variabel pengukurannya?
Variabel pengukurannya antara lain; tinggi badan/height dan panjanginseam atau jarak pangkal paha ke tanah
Bagaimana mengukurnya?
Dengan menggunakan penghitung atau tabel yang telah distandarisasi. dibahas di bawah nanti.
Apa yang dihasilkan?
Berupa angka ukuran frame yang menggunakan metode C-T (Center to Top) yaitu menghitung jarak dari pusat Bottom Bracket (BB) hingga ujung atas seat tube. Selain itu juga menghasilkan angka ukuran crank yang dihitung dari poros crank (BB) hingga ke poros pedal, hal ini dimaksudkan agar pengendara lebih nyaman ketika mengayuh pedal.
Mulai menghitung:
  1. Lepaskan alas kaki kemudian berdiri tegak dengan tumit, pantat dan kalau bisa punggung menempel pada dinding yang tegak lurus. Jarak kedua telapak kaki membenggang kira-kira 30 cm seperti ketika mengayuh sepeda.
  2. Mintalah seseorang mengukur tinggi badan anda (height) dan mengukur jarak dari lantai hingga pangkal paha atau selakangan (inseam). Catat keduanya
  3. Buka website ini dan pilih jenis sepeda anda. kemudian masukkan angka-angka tadi ke tiap form.  Pada form Leg Lenght, masukkan angka inseam anda. Jika anda sulit mengkonversi ke Inchi maka ganti menjadi Centimeters pada kiri bawah. Klik submit maka anda akan diberikan sheet data ukuran frame dan crank yang tepat untuk tubuh anda berikut range ukuran yang memungkinkan.
  4. Jika anda enggan untuk menggunakan calculator online tersebut, maka anda juga bisa mendownload tabel frame & crank size di sini.
  5. Jika ukuran sepeda anda yang dimiliki saat ini tidak pas maka jangan berkecil hati, tetaplah bersepeda.
Pengukuran ini adalah pengukuran standar dan untuk sepeda MTB hardtail. Sedangkan pengukuran untuk keperluan seorang atlit mungkin akan berbeda.
Ada sumber yang mengatakan bahwa formulasi penghitungan frame MTB; (inseam * 0.67) – (10 s/d 12 cm) dalam satuan centimeter. Sayangnya tidak ada keterangan secara jelas mengenai rumus tersebut.
Berikut contoh pengukuran berdasar ukuran tubuh saya:



Terjadi sedikit perbedaan antara hasil kalkulasi dengan tabel. Pada calculator menghasilkan frame ukuran 18 sedangkan di tabel tepatnya 17. Walau begitu perbedaan masih bisa di toleransi karena pada calculator menyebutkan frame yang memungkinkan untuk dipakai antara 17 hingga 19 sedangkan pada tabel sesungguhnya juga mengatakan demikian karena yang tersorot (highlighted) kuning tua adalah ukuran yang paling ideal untuk tubuh kita saat ini sedangkan yang tersorot kuning muda yaitu ukuran yang masih memungkinkan dipakai.
Sumber: http://www.ebicycle.comhttp://www.sharetheroad.org

Senin, 09 September 2013

Tips Membersihkan Rantai Sepeda

Bersepeda akan terasa lebih nyaman jika sepeda yang kita kendarai selalu dalam kondisi prima, bagaimana Cara Merawat Sepeda agar selalu dalam performa maximum. Salah satu cara adalah dengan selalu mencucinya, karna mencuci sepeda akan membuat sepeda bersih dari kotoran yang mengganggu kinerja dan performa optimal sepeda tersebut. Dan bagian yang paling vital untuk di bersihkan dalam hal Performa Sepeda MTB, yaitu dengan membersihkan rantai sepeda tersebut.


Dan Buat para gowes indonesia tercinta, selain membantu untuk mengurangi polusi di bumi pertiwi ini, apakah kalian juga sudah mebersihkan rantai sepeda kalian?? hehe.. kini kami akan memberikan tips yang memang sangat mudah, namun faktanya membersihkan rantai ini sering dilupakan oleh sebagian goweser.
Rantai ini adalah komponen dari sepeda yang memang merupakan bagian yang paling penting, Dan kini apa salah nya jika kalian membaca kembali dan mengetahui Tips Membersihkan Rantai Sepeda di bawah ini.


Cara Membersihkan Rantai Dengan Sederhana


  • Rantai merupakan bagian penting dalam transmisi, Dan langkah pertama untuk membersihkan nya adalah, Semprot rantai dengan engine degreaser, dan gosok menggunakan sikat. tujuannya adalah untuk merontokkan bekas pelumas lama yang telah bercampur dengan debu sehingga membuat rantai kotor.
  • Setelah didiamkan 2-3 menit, semprot dengan kucuran air, sikat sedikit seperlunya. Selain menggunakan degreaser pada rantai, bagian cassete juga memerlukan ‘sentuhan’ larutan ini, biar sekalian bersih. Setelah semprotan air kita lakukan, kemudian keringkan menggunakan kanebo atau menggunakan kain kering dan sejenisnya.


  • Tahap terakhir adalah semprot rantai dan cassete dengan pelumas khusus rantai. Pelumas khusus rantai lebih dianjurkan karena pelumas jenis ini akan meninggalkan lapisan tipis silicon, tidak menjadi kering dan kesat setelah waktu yang lama seperti. Dianjurkan pula menggunakan pelumas dengan kandungan wax karena sifatnya yang nampak kering/tidak basah yang justru mengundang debu cepat menempel pada rantai.

Ya, demikianlah cara mudah untuk membersih kan rantai agar performa sepeda anda tetap prima. Semoga bermafaat dan terimakasih atas kunjungan anda di blog kami..

Salah Kaprah All Mountain (AM) dan Cross Country (XC)


Sepeda gunung biasa disebut juga mountain bike atau MTB, jenis sepeda ini sudah ada sejak jaman dahulu kala. MTB dianggap sebagai sepeda yang multi guna karena dapat digunakan pada berbagai kondisi jalan, masalahnya adalah kenyamanan yang dirasakan berbeda karena MTB memang diciptakan untuk digunakan bukan di jalan aspal yang mulus.
MTB dibagi atas beberapa jenis berdasarkan fungsi dan karakter sepedanya. Banyak orang yang masih salah kaprah mengenai perbedaan masing-masing jenis MTB, salah kaprah apanya? nah daripada nebak-nebak buah manggis mendingan baca dulu deh sampai selesai, kalau ada masukan silakan tambahkan saja, lumayan buat nambah pengetahuan pembaca lainnya.
Cross Country (XC), Trail, All Mountain (AM), Free Ride (FR), Downhill (DH). Jenis sepeda ini dibedakan berdasarkan jenis track yang dilaluinya, selain itu sepeda tadi masih dibedakan lagi antara hardtail dengan full suspension. Tulisan kali ini saya hanya akan menyoroti sepeda full suspension khusus AM dan XC saja.
Suspensi sepeda dibagi atas dua bagian yaitu depan biasa disebut fork dan suspensi belakang atau rear suspension. Suspensi depan tingginya bermacam-macam sesuai kebutuhan anda juga sepeda. Pemilihan suspensi depan yang beragam ini sering dianggap sebagai penentu spesifikasi jenis sepeda, apakah begitu? ya tidak lah.
Jenis sepeda ditentukan oleh geometry frame, bukan oleh travel fork sepeda, sering kita dengar ada orang yang mengganti fork sepedanya dengan fork yang lebih tinggi dengan harapan spesifikasi sepedanya berubah, misalnya sepeda XC yang tadinya menggunakan fork dengan travel 100 mm diganti dengan fork yang mempunyai travel 140mm dengan harapan spesifikasi sepedanya berubah menjadi AM …. hehehe … spek mah tetap aja XC … justru berbahaya mengganti travel fork melebihi ketentuan yang telah ditentukan pabrik, salah satu resikonya adalah patah frame.
Kembali ke geometry frame MTB, spesifikasi sepeda XC, AM, FR, DH berbeda design, cara paling mudah tentunya dengan membuka website pabrikan sepeda, hampir semua situs mencantumkan geometry frame serta spesifikasi frame, sayangnya banyak dari kita yang malas membaca. kalau kita perhatikan sudut head tube akan berbanding terbalik dengan travel frame, misal untuk sepeda AM biasanya sudut head tube antara 67 derajat sampai 68 derajat, sedangkan untuk XC di atas 68 derajat.
Frame MTB dengan spesifikasi XC dan AM dibagi lagi menjadi dua yaitu hardtail dan full suspension, sekarang mari kita lihat frame full suspension, begini ketentuan yang berlaku umum:
Travel frame XC : 4 Inch ( 101,6 mm)
Travel frame Trail : 4 – 5 Inch ( 101,6 – 127 mm)
Travel frame AM : 5 – 6 Inch ( 127 – 152,4 mm)
Travel frame FR : 6 – 7 Inch (152,4 – 177.8 mm)
Travel frame DH : di atas 7 Inch (~ 177,8 mm)
selain jenis yang dituliskan di atas masih ada lagi jenis yang disebut Enduro, biasanya geometry frame Enduro mirip dengan AM.
Lalu apa pengaruhnya geometry frame tersebut ? geometry frame dirancang menyesuaikan track yang akan dilalui, mudahnya begini aja supaya tidak banyak teori yang membingungkan, semakin panjang travel frame maka semakin enak untuk turunan namun semakin berat digunakan untuk tanjakan, ayunan frame ini bisa diatasi dengan berbagai teknologi seperti FSR, DW Link, AVP, VVP, Forward Geometry dan lain lain.
Selain itu kalau kita perhatikan, semakin panjang travel frame maka berat frame akan bertambah juga karena memang dituntut frame yang lebih kuat untuk menahan momentum, lihat saja frame sepeda DH relatif lebih berat dibandingkan frame sepeda XC, oleh karenanya sepeda DH berat apabila digunakan untuk tanjakan, sebaliknya frame XC.
kesimpulannya: spesifikasi sepeda AM, XC, DH, FR bukanlah ditentukan oleh panjang fork melainkan ditentukan oleh travel frame anda
Semoga tulisan ini cukup membantu karena saya tulis dadakan ketika bangun tidur pagi ini, proses editing dan penyempurnaan akan terus dilakukan,
O iya kalau mau nambahin silakan lho, sekalian saya juga ingin belajar lebih banyak dari pendapat pembaca, berbagi ilmu itu pahalanya gede jadi jangan sungkan kalau mau nambahin atau ada koreksi tulisan saya yang salah kaprah
Semoga tragedi salah kaprah mengenai sepeda AM dan XC dapat diperbaiki dengan tulisan ini.

TAMBAHAN dari sahabat-2 saya, terima kasih sudah bersedia berbagi wawasan :)

Dave Kho menambahkan:
Bentuk fisik/panjang rear shock tidak menentukan travel framenya. Jadi belum tentu rear shock dengan eye to eye pendek itu travelnya juga pendek

Steven Vicaroy menambahkan:

Travel frame XC : 3.x – 4.x Inch


Travel frame Trail : 4.x – 5.x Inch,

Kadang140mm (5.5in) dimasukkan Trail, ada juga yg sdh AM

Contoh Spez Stumpjumper masuk Trail vs Adrenaline AM masuk AM


Travel frame AM : 5.x – 6.x Inch

Travel frame Enduro : 6.x – 7Inch

Travel frame FR : 6.x – 7.x Inch

Kadang 160mm (6.3in) dimasukkan Enduro, ada AM, ada juga FR

Contoh Spez Enduro & SC Nomad ( 6.3in) masuk ke AM-Enduro

Sedangkan Dartmoor Wish sama2 travel 6.3in masuk ke FR

Travel frame DH : di atas 7 Inch (~ 177,8 mm)

HTA juga kadang ada yg bentrok

XC/Trail : >68 derajat

contoh Kona Caldera sudah 68, masuk XC/trail vs si cameo om Eko juga 68 masuk AM

AM : 66- 69 derajat

contoh Adrenaline AM & BH Trail Hunter 69 deg

FR : 65-57 derajat

DH : <65 derajat

Salam Salah Kaprah





Cara Menyetel RD (Rear Derailluer) Sepeda

Om Tante, Mungkin selama ini pernah mengalami gangguan kecil saat lagi asyik bersepeda, yaitu pemindah gigi bagian belakang /RD (Rear Derailluer) tidak berjalan smooth, bunci krecek-krecek, atau pindah gigi sendiri saat kita gowes, pasti tidak nyaman dan mengganggu sekali, bahkan membuat kita was-was takut terjadi kenapa-napa, misal rante bisa putus karena pindah gigiya macet, atau RD patah karena saat dipindah giginya nyangkut. Kali ini saya mau berbagi ilmu cara setting RD untuk beberapa kasus.
   
Kasus  Pertama.
  1. KASUS : RD belakang bunyi krecek-krecek, pindah gigi tidak smooth, gigi kadang pindah sendiri.
  2. Untuk kasus ini yg perlu di setting adalah kabel baut setelan di Kabel RD (Cable Adjustment Barrel) – Lihat di gambar BAUT KABEL RD no. 1 dan BAUT CABEL Shifter no. 5
  3. Cara setting : Ambil posisi badan lurus dengan ban belakang, incar letak sprocket (set gigi belakang)  dengan rantai atas dan bawah, settingan yg benar dan normal posisi rantai atas dan bawa sejajar, jika tidak sejajar artinya kita harus setting ulang, settingnya cukup memakai BAUT KABEL dekat RD (No.1)  atau BAUT KABEL  pada Shifter Belakang (No.5).
  4. Saat setting BAUT KABEL  no. 1 atau  BAUT KABEL no.5 perlu ketelitian, harus penuh perasaan, gunakan standar ulix (agar posisi ban belakang bisa terangkat) saat setting  sebaiknya sambil memutar crank agar kita bisa tahu pergerakan rante sudah smooth atau belum, intinya setting ini mengarahkan PULLEY yg mengerakkan rantai ke kanan dan ke kiri agar bisa lurus dengan sprocket (rangkain/set gigi belakang).
  5. Lakukan setting sampe dirasa cukup presisi,  test semua pemindahan gigi dari gigi terkecil sampe gigi terbesar, pastikan semua gigi lancar saat naik dan turun tidak ada yg lompat dan meleset, settingan ini hanya merubah ketegangan kabel shifter belakang agar bisa memandu PULLEY meluruskan rante sesuai gigi operan yg kita mau.
  6. Untuk praktek setting pertama kali ada baiknya didampingi teman yg berpengalaman, atau mekanik, tapi modal nekat setting sendiri juga tidak apa2, jangan terlalu takut salah, kalo bingung kan bisa tanya jawab via online di tread/ forum ini he2…
Kasus Kedua
  1. KASUS : Rante suka lepas saat di gigi terbesar atau di gigi terkecil.
  2. Lepasnya rante dari gigi terbesar/terkecil di sebabkan karena settingan BAUT (+) dan BAUT (-) yg kurang pas.
  3. Fungsi BAUT (+) adalah sebagai pembatas/limiter gigi terkecil, kalo terlalu kendor akan menyebabkan PULLEY pengarah rantai melampaui titik/batas terakhir dan rante menjadi lepas dari gigi terkecil, cobalah setting ulang kencangkan/kendorkan BAUT (+) sambil di incar dari arah sejajar ban belakang, pastikan PULLEY  berhenti sejajar dengan gigi terkecil dan rante atas bawah lurus segaris dengan gigi terkecil.
  4. Fungsi BAUT (-) adalah sebagai pembatas/limiter gigi terbesar/teringan,  kalo terlalu kendor akan menyebabkan Pulley pengarah rantai melampai titik/batas terakhir dan rante menjadi lepas dari gigi terbesar , cobalah setting ulang kencangkan/kendorkan BAUT (-) sambil di incar dari arah sejajar ban belakang, pastikan PULLEY  berhenti sejajar dengan gigi terbesar dan rante atas bawah lurus segaris dengan gigi terbesar.

Kasus Ketiga

  1. KASUS : Rante suka pindah gigi sendiri saat lewat jalan makadam, bahkan sampe lepas.
  2. Kasus seperti ini bisa diatasi dengan  cek BAUT (+) dan BAUT (-),  setting ulang dan pastikan benar, baca ulang tulisan di atas (Kasus Kedua)
  3. Kasus ini bisa juga di atasi dengan cara men-setting ulang BAUT no. 4, baut ini berfungsi untuk menyetel ketegangan rante (mirip di motor), kalo rante terlalu kendor (nge-testnya dengan mendorong2  rante bawah ke-arah atas. Kalo dirasa terlalu kendor, kencangkan sedikit BAUT no.4 test dan rasakan sampe dirasa ketengangan  rante dirasa cukup, untuk setting ini perlu perasaan dan kebutuhan, masing2 orang beda!  yg penting jangan terlalu kendor rantainya agar tidak mudah lepas, atau jangan terlalu tegang karena kalo terlalu tegang saat pindah gigi dengan kecepatan tinggi rante bisa putus karena rante tersentak secara tiba2 di posisi tegang.
Nah untuk sobat sepeda yg masih bingung dan mengalami kasus yg belum saya tulis bisa tanyakan langsung, mari kita diskusi dan berbagi ilmu, untuk sekedar jadi catatan, di pasaran banyak sekali model, tipe, merek, dan seri RD, mungkin bentuknya sedikit berbeda tapi intinya fungsi settingan sama. Jadi kalo mau konsultasi dan tanya jawab silahkan share RD merek dan tipe apa, kalo perlu sertain fotonya  (posting di album foto dan share linknya) agar saya mudah membantu mengasih tips dan cara yg simple dan bisa dilakukan sendiri.
dok foto : Mbah Google.

Sabtu, 07 September 2013

Ganti Ban Dalam Sepeda Sendiri


alah satu yang membedakan Bersepeda offroad/cross country dengan bersepeda di jalan raya, adalah trek jalan yang tidak rata dan memiliki beragam rintangan,  dari tanah berlumpur, berkerikil dan tidak jarang harus melewati bebatuan.
Dengan kontur trek yang seperti itu, resiko yang paling sering dialami oleh penggowes –selain terjatuh dari sepeda tentunya ;) – adalah mengalami ban bocor. Dan tidak seperti bila kita bersepeda di jalan raya, dimana masih mungkin untuk mencari tukang tambal ban, saat ber cross country cycling, terutama bila berlokasi ditengah hutan, mencari tukang tambal ban adalah sesuatu yang mustahil, dan memutuskan untuk mendorong sepeda yang kempis untuk keluar dari hutan guna mencari tukang tambal ban juga tidak kalah konyolnya.
Saat menghadapi kondisi seperti ini tidak ada pilihan lain selain harus bisa mengganti ban dalam sendiri. Tapi jangan panik, untuk mengganti ban dalam sepeda bukanlah sesuatu yang sulit, dan ini seharusnya menjadi salah satu kemampuan dasar yang wajib dikuasai oleh para offroad cyclist.
Buat mengganti ban dalam tentunya kita perlu menyediakan peralatannya lebih dahulu:
  1. Tyre leveler, atau penyungkil ban. Kita bisa mendapatkannya di toko-toko sepeda, umumnya terbuat dari plastik keras dan harganya cukup murah kok, berkisar antara 20 ribu – 60 ribu rupiah. satu set biasanya terdiri dari 3 buah tyre leveler. Berbeda dengan ban sepeda motor, dinding ban sepeda tidak sekeras atau sekaku ban sepeda motor, dan umumnya rim sepeda terbuat dari bahan alumunium ringan, itu sebabnya tyre leveler terbuat dari bahan plastik, ini dimaksudkan agar tidak merusak bibir rim/pelek, dibanding bila kita menggunakan penyungkil ban yang terbuat dari besi.
  2. Ban dalam pengganti, karena jauh lebih praktis dan cepat bila kita mengganti saja ban dalam yang bocor dibanding kita mencoba untuk menambalnya.
  3. Pompa tangan, untuk memompa ban tentunya.
  4. Tambal ban tip top, tapi kalau persediaan ban dalam cadangan sudah terpakai dan kesialan masih terus mengiringi, sehingga mengalami ban bocor kembali, ya tidak ada salahnya menyediakan peraltan tambal ban ini untuk kondisi darurat.
Nah, bila kita mengalami ban bocor di tengah hutan, jangan panik. Langkah pertama adalah berhenti dan turun dari sepeda (ya iya lah :D ) dan posisikan sepeda ada pada posisi terbalik, sehingga bagian Ban menjadi di atas, dan biarkan setang serta sadel menjadi penyangga sepeda. Tidak usah takut sepeda akan terguling, karena lebar setang sangat cukup untuk membuat posisi sepeda tetap berdiri terbalik tanpa perlu dipegangi.
Selanjutnya tentu melepas roda sepeda yang bocor dari sepeda. Perhatikan jenis pengikat hub roda pada frame. Bila menggunakan kunci quick release, kita tidak memerlukan kunci tambahan untuk membukanya, tapi bila pengikat hub menggunakan mur (sistem bolt-on), anda membutuhkan kunci pas sesuai ukuran mur untuk membukanya, oke… kita bahasa satu-satu:
Bongkar roda dengan Quick Release (QR)
Bila sepeda anda menggunakan rem jenis V-brake, maka lebih dulu kita harus membuka atau mengendurkan rem dengan melepas pengaitnya. ini agar ban tidak tersangkut pada brake pad pada saat kita akan melepaskannya dari frame nanti. Selanjutnya tarik tuas QR dari posisi terkunci atau CLOSE ke posisi OPEN. Untuk roda depan jika hub memiliki ring penahan sekunder, lepaskan dahulu ring tersebut dari garpu, selanjutnya kendurkan tension adjusting nut sekitar 6 putaran penuh dan kemudian angkat roda sehingga terlepas dari garpu.
Sedangkan untuk melepas roda belakang, lebih dulu pastikan posisi RD berada pada sprocket terkecil. tarik body derailleur ke belakang dengan tangan kanan, dan putar tuas QR pada posisi open, angkat roda belakang dengan derailleur masih ditaik kebelakang,  tarik roda ke atas sampai keluar dari frame.
Bongkar roda dengan Sistem Bolt-on.
Langkah-langkahnya sama seperti kita membongkar roda dengan QR, namun untuk roda yang memkai sistem bolt-on kita perlu menggunakan kunci pas atau kunci inggris 6 inci. (gak usah nekat nyoba membuka mur dengan tangan atau gigi kecuali anda keturunan langsung dari Gatot Kaca dan itu pun sudah bertapa di kawah candradimuka 40 hari 40 malam :D )
Kundi pas digunakan untuk mengendurkan mur asnya…. sekitar 6 putaran penuh, cukup untuk mengendurkan ikatan roda dari garpu atau frame sehingga roda bisa kita lepaskan.
Perhatikan, tidak perlu membuka kunci hingga sepenuhnya, cukup sampai ikatan roda pada frame menjadi kendur dan hub bisa ditarik keluar. ini untuk menghindari mur dan per diujung hub terlepas dan jatuh, karena kondisi trek offroad yang didominasi tanah atau pasir, atau mungin berada diantara rerumputan ditengah hutan, mencari mur atau per yang jatuh dan berukuran kecil akan sangat mengesalkan.
Mengganti Ban Dalam
Bila roda sudah terlepas, posisikan roda terbaring di tanah, dan ambil alat penyungkil ban. keluarkan sisa angin yang berada di ban, bila pentil ban jenis shreder/american valve (AV), cukup tekan pentil dalamnya dengan memanfaatkan bagian pangkal tyre leveler. Bila pentilnya jenis jarum atau france valve (FV), putar ujung penguncinya dan tekan pentil sampai sisa angin di ban dalam keluar semua. Kemudian cungkil ban luar dengan menggunakan ujung tyre leveler yang pipih, dari arah atas, sehingga tyre leveler berada diantara bibir rim dan bibir ban. Cungkil kearah luar bibir ban  sehingga keluar dari rim. Biasanya dinding ban luar sepeda tidak terlalu kaku, sehingga tidak memerlukan penyungkil kedua atau ketiga, tapi bila dirasa perlu kita bisa memanfaatkan penyungkil kedua dan ketiga untuk melakukan hal yang sama.
Saat sebagian bibir ban sudah terlepas dari sisi rim, coba dorong tyre leveler kearah samping mengikuti alur sisi rim, sehingga sisa bibir ban luar akan ikut terdorong keluar dari sisi rim, lakukan hal ini sampai seluruh bibir ban terlepas. Biarkan bibir ban luar untuk sisi yang lain tetap berada didalam rim, dan selanjutnya ambil ban dalam yang bocor dan tarik keluar dari rim.
Untuk ban dalam yang menggunakan pentil AV, kita cukup mendorongnya ke dalam sehingga pentil terlepas dari rim dan seluruh ban dalam yang bocor bisa kita keluarkan dari dalam ban. tapi untuk ban dalam dengan pentil FV, kita haru melepaskan mur penguncinya terlebih dahulu, baru selanjutnya mendorong pentil ke dalam untuk melepaskan ban dalam dari roda.
Berikutnya ambil ban dalam cadangan dari tas, sobek plastik pembugkusnya. kalau tidak bisa, boleh juga anda memanfaatkan gigi anda untuk menggigit ujung plastik pembungkus ban dalam untuk merobeknya hingga tercabik-cabik dan bisa membebaskan ban dalam yang baru dari bekapan plastik pembungkusnya :D .
pegang bagian pentilnya, dan bila tipe pentilnya FV, putar mur pengikatnya hingga terlepas, dan pastikan anda tidak menjatuhkannya ke tanah, biar gak repot untuk mencarinya. Ban dalam baru biasanya masih terlipat, untuk memudahkan pemasangan ban dalam ke roda, isi sedikit ban dalam dengan udara (pakai pompa ya… jangan ditiup) agar terlihat bentuknya. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari ban dalam terpelintir didalam roda. Masukkan pentil terlebih dahulu melalui lubang pentil bagian dalam rim. selanjutnya atur penempatan ban dalam secara berurut masukkan keseluruhan ban dalam hingga semua bagian ban dalam berada didalam rongga ban sepeda anda.
Kemudian kembalikan bibir ban luar ke dalam rim mulai dari bagian pentil. Seperti yang sudah diungkapkan di depan, dinding ban sepeda tidak terlalu kaku, anda cukup menggunakan telapak tangan anda dan sedikit tenaga untuk memasukkan bibir ban ke dalam rim. masukkan sedikit demi sedikit, berurut melingkar hingga semua bagian bibir ban masuk kedalam rim. Dorong pentil ke arah dalam dan tarik agar duduk pas pada tempatnya, pastikan ban dalam tidak terjepit dibawah bibir ban. dan untuk yang pakai FV, pasang mur pengikat pentilnya, tapi tidak usah terlalu ketat dulu. Berikutnya ya tinggal di pompa, sampai tekanan ban sesuai dengan yang tertulis didalam dinding ban. tapi kalau tidak punya alat pengukur tekanan ban dalam, ya cukup pencet saja ban dengan jadi sampai kira-kira kekerasan ban dirasa cukup.
Memasang roda
Langkah terakhir adalah memasang roda kembali ke frame/garpu sepeda, dengan langkah kebalikan dari saat melepasnya tadi.
Untuk roda depan yang pakai QR, putar tuas QR ke posisi OPEN, masukkan roda diantara for blade sehingga as duduk tepat pada fork dropout. Tuas QR harus berada di sisi kiri sepeda. Jika as roda memilik ring penahan sekunder jangan lupa untuk memasangnya.
Tahan tuas QR pada posisi open dengan tangan anan, dan kencangkan tensio adjusting nut dengan tangan kiri. Putar tuas QR keatas dan dorong pada posisi CLOSE. Tuas harus sejajar dengan fork blade. Sementara untuk yang pakai sistem bolt-on, pastikan posisi ring berada diluar antara fork blade dan mur as, lalu gunakan kunci pas untuk mengencangkan mur pengikat as roda.
Sedang untuk roda belakang, pastikan RD berada pada sprocket terkecil dan tarik bodi deraileur ke belakang. Putar tuas QR pada posisi OPEN, dan sama seperti roda depan, posisi tuas QR harus berada pada posisi sebelah kiri sepeda (bukan pada posisi deraileur dan sorcket belakang)
Letakkan rantai di atas sprocket terkecil, kemudian masukkan roda pada frame drop out dan tekan sampai as benar-benar masuk pada dropout. kencangkan adjusting nut sampai benar-benar kencang, putar tuas QR kearah depa sampai posisinya sejajar dengan chainstay atau seatstay.
Perhatikan khusus untuk sepeda yang menggunakan rem jenis V-brake, jangan lupa mengaitkan kembali pengunci rem, agar rem dapat dipergunakan kembali. Karena bila hal ini terlewati, dan saking semangatnya langsung menggowes apalagi bertemu trek yang menurun, dan rem belum terpasang….. seru juga membayangkan apa yang bakal terjadi ;)
Nambal ban yang bocor
Terus bagaimana bila ban dalam cadangan sudah dipakai dan kita mengalami ban bocor lagi?? mudah-mudahan alat tambal ban tiptop nya dibawa, dan ya coba melakukan penambalan atas ban yang bocor. yang perlu dilakukan pertama adalah mencari lubang yang menyebabkan kebocoran. Bisa dilakukan dengan beberapa cara, pertama mengandalkan kepekaan indera perasa anda. Pompa ban dalam sampai penuh, kemudian coba rasakan dengan telapak tangan mencari hembusan angin dari dalam ban. repot? Pasti!! bila didapat tandai bagian yang bocor tadi. cara lain dengan menggunakan air. Kalau anda beruntung, saat bocor anda berada didekat empang, danau atau kali bisa memanfaatkannya dengan mencelupkan ban dalam kesitu, dan tajamkan pandangan mata anda untuk mencari gelembung udara yang keluar. Tapi kalau tidak ada genangan air, yang anda harus mengorbankan sedikit persediaan air minum anda, dengan menyiramkan secara perlahan ke ban dalam tadi, dan cari bagian ban yang terkena air yang mengeluarkan gelembung udara.
Bila lubang bocor pada ban sudah ditemukan, ya tinggal manfaatkan alat tambal tiptop yang anda bawa tadi untuk menutup lubang tersebut. caranya cukup gampang kok, sama seperti kalau kita menempel stiker, setelah sebelumnya mengolesi bagian ban yang bocor dengan sedikit lem bawaan dari perlengkapan tambal ban itu, biarkan sebentar, ambil patch penambal, kupas bagian pelindungnya, dan tempelkan ke ban. beri tekanan sebentar, an kalau perlu sambil dipukul-pukul dengan menggunakan gagang obeng, sehingga patch menempel semputna pada ban dan menutup lubang yang bocor.
Tapi dari pada repot-repot nambal ban, coba rayu teman seperjalanan anda semoga dia mau berbaik hati untuk meminjamkan ban dalam cadangannya untuk anda gunakan. dan jangan lupa sesampainya dirumah, anda pergi ke toko sepeda untuk membeli miminal 2 ban dalam cadangan, satu untuk persediaan anda sendiri, dan satu lagi buat mengganti ban yang anda pinjam pakai dari teman anda, biar anda tidak dituduh ngemplang ban dalam